Naskah
Drama
ARTI
SEORANG SAHABAT
Suasana pagi cerah di SMPN 2 Tanjung
mengiringi sebuah kisah keempat sekawan dengan karakter yang berbeda-beda. Namun
perbedaan tersebut tidak menjadikan mereka berempat berselisih, tetapi
menjadikan mereka sebagai persahabatan yang sejati. Chaca, Viera, Elzha, dan
Bintang, itulah nama mereka. Mereka selalu kompak dan tampak ceria setiap hari.
Jadi tidak heran jika mereka memiliki banyak teman. Keempat sekawan tersebut
berbincang-bincang sambil berjalan di koridor sekolah.
Elzha : “Hey teman, sebentar lagi kita UAN nih, pastinya waktu untuk
kumpul-kumpul kita akan tersita buat belajar. Gimana nih?”
Viera :“Iya benar juga Zha, jadwal kita bakalan jungkir balik gara-gara
persiapan UAN.
Chaca : “Gak segitunya kali, tergantung kita juga. Jika kita rajin menabung
ilmu, maka kita tidak akan sibuk belajar.”
Viera : “Ah kamu ini Cha, mentang-mentang anak pintar jadinya sok ceramah. Huh
nyebelin.”
Elzha : “Sudah-sudah jangan berdebat, apa yang diomongin Chaca itu ada benarnya
juga. Coba deh kalian bayangin, jika kita rajin belajar kita tidak perlu
sibuk-sibuk mikirin UAN, itung-itung siap senjata dulu sebelum perang. Santai
aja lagi, bener gak?”
Viera : “Iya-iya Bu guru. Belum masuk kelas aja sudah dapat ceramah dari Ibu Chaca
dan Ibu Elzha,.”
Bel masuk kelas berbunyi, merekapun masuk kelas untuk mengikuti pelajaran.
Waktu cepat berlalu, tak terasa sudah saatnya pulang sekolah.Mereka pun
langsung pulang ke rumah masing-masing.
Hari demi hari berganti, namun ada
keganjilan dari sikap Chaca, sehingga terjadi perselisihan di antara mereka.Ternyata
Chaca ada masalah dengan orang tuanya, dan masalah itu membuat Chaca tidak
semangat untuk belajar. Saat pulang sekolah Elzha, Viera, dan Bintang berkumpul
di rumah Bintang.
Viera : “Aku kasian nich sama Chaca, dia les terus.”(Dengan wajah memelas)
Elzha : “Gimana kalau kita tanya ke
orang tuanya Chaca aja? Jadi kita tau apa yang sebenarnya terjadi antara Chaca
dengan orang tuanya.”
Akhirnya mereka bertiga datang ke rumah Chaca, dan kebetulan pada saat mereka
ke rumah Chaca, dia sedang les. Setelah mereka dipersilahkan masuk, mereka
berbincang-bincang dengan Ibu Chaca. Mereka bertiga menanyakan apa yang terjadi
antara Chaca dengan orang tuanya. Setelah bercerita panjang lebar dan mereka
telah mengetahui apa penyebabnya, mereka mohon undur diri kepada Ibu Chaca.
Keesokan harinya Viera, Elzha, dan Bintang menghampiri Chaca yang sedang duduk
termenung di dalam kelas.
Bintang : “Woi.”(Seraya mengagetkan Chaca)
Chaca : “Apa-apaan kalian ini, bikin aku kaget saja!”
Elzha : “Kok kamu jadi nyalahin kita
Cha? Kamu sih pagi-pagi sudah melamun, kena setan sekolah baru tau rasa
kamu.”(Chaca, Viera, Bintang, dan Elzha tertawa bersama)
Bintang : “Cha, kita sudah tau kenapa akhir-akhir ini sikap kamu jadi aneh.”
Chaca : “Kalian bicara apa sih, aku nggak ngerti?”
Viera : “Ampun deh Chacaku sayangku,cintaku, sahabatku, jangan tulalit donk.
Sudah jelas kita ini lagi bahas sikap kamu yang berubah 180 derajat.”
Elzha : “Bener Cha, kita udah tau semuanya.”
Chaca : “Kalian ini ada-ada aja, aku biasa aja kalian malah bilang aku berubah
segala. Emang apa yang berubah? Aku tetap Chaca yang dulu.”
Bintang : “Nggak Cha, kaum berubah semenjak kamu punya masalah dengan orang tua
kamu.”
Chaca : “Emang kalian tau apa tentang masalah aku ini? Kalian itu nggak tau
apa-apa!”(Dengan nada membentak)
Bintang : “Kamu salah Cha, kita tau semuanya.”
Chaca : “Maksudnya kalian tau masalahku dengan orang tuaku?”(Dengan nada
terbata-bata)
Viera : “Ya betul, betul, betul.”
Chaca : “Tapi bagaimana kalian bisa tau?”
Bintamg : “Iya kita tau dong. Kemarin kita bertiga sengaja ke rumah kamu buat
tanya masalah ini ke ibu
kamu, dan ibu kamu cerita semuanya
ke kita.”
Chaca : “Kenapa sih kalian ngelakuin hal ini? Lagian kalian bisa langsung tanya
sama aku.”
Bintang : “Kita ngelakuin hal ini karena kita kasian liat kamu seperti ini
Cha?”
Elzha : “Kita sudah tanya sama kamu tentang hal ini, tapi kamu cuma bilang ada
masalah sama orang tua kamu. Kamu nggak jelasin apa masalah yang sebenarnya. Ya
udah kita cari tau aja sendiri.”
Viera : “Terus kita tanya ke ibu kamu dan kita tau kamu kayak gini karena HP
sama fasilitas yang kamu punya di tarik sama ibu kamu kan?”
Chaca : “Iya, HP sama fasilitas yang ada buat aku ditarik sama orang tua aku.
Karena itu aku nggak semangat belajar, lagian tanpa itu semua rasanya hampa.
Bintang : “Menurut aku sikap orang tua kamu ada benarnya juga Cha. Jadi, kamu
nggak perlu jadi
pendiam kayak gini. Bawa Enjoy aja
Cha.”
Chaca : “Emang bener. Tapi, tanpa semua itu aku jadi tambah malas belajar
karena bosen nggak ada
hiburan. Aku sudah cukup tertekan
harus belajar terus menerus. Orang tua aku nggak peduli sama aku lagi, mereka
selalu nuntut ini, itu tapi mereka nggak mikir gimana perasaanku. Merek hanya
tau keinginan mereka harus terpenuhi, tanpa berfikir kemampuan aku. Mereka
egois!”(Sambil menangis)
Elzha : “Sudah hapus aia mata kamu. Lebih baik sekarang kita cari jalan
keluarnya.”
Viera : “Aha, aku punya ide, aku punya ide, ide ini bagus, ide ini untuk kita.Emh,
bagaimana kalau kita batasi pemakaian fasilitas yang ada. Selama ini kan setiap
hari, setiap jam, setiap menit dan setiap detik kita selalu tergantung sama
fasilitas yang ada.”
Chaca : “Bener juga kamu Ra. Aku jadi sadar, kalau kita selalu tergantung sama
fasilitas yang kita punya, kita bakalan jadi anak manja dan selalu tergantung
sama apa yang ada. Emang susah buat kita merubah kebiasaan yang sudah mengakar
di dalam diri kita. Tapi, apa kalian bisa ninggalin itu semua? Biar aku aja
yang menjalankan ini semua. Aku punya sahabat seperti kalian juga sudah cukup
buat aku. tapi aku masih butuh paling tidak HP sih.”(Mereka tertawa bersama)
Elzha : “Intinya kita setuju sama usul Viera tadi. Lagian selayaknya sahabat
sejati itu selalu ada buat sahabatnya yang lagi butuh bantuan. Kamu sedih, kita
juga ikut sedih Cha. Karena kita merasa ada yang hilang. Kita juga ngerasa
nggak enak kalau kita senang-senang, tapi kamunya malah sedih, susah, campur
aduk deh. Lagian kita juga harus konsentrasi sama UAN. Bener nggak?”
Chaca : “Bener, kalau gitu terima kasih ya .”
Viera, Bintang, Elzha : “Sama-sama. Kita sayang kamu Cha.”(Sambil berpelukan)
Akhirnya mereka berempat menyepakati perjanjian yang tadi diusulkan Viera.
Mereka berharap hal ini dapat memberikan hasil yang baik pada UAN nanti.Hari
demi hari mereka lalui penuh suka cita, dan tidak terasa waktu UAN telah tiba.
Pada waktu pengumuman hasil UAN, mereka lulus dengan nilai yang memuaskan. Dan
mereka di terima di SMA yang mereka inginkan selama ini. Sampai SMApun mereka
tetap bersama.